Posted by : Rendezvous Jumat, 21 Maret 2014

Cerita berlanjut dan akhirnya aku sampai di Bogor, kata N daerahnya bernama Air Mancur, mungkin karena terletak di sekitar Air Mancur atau tepatnya di sekitar Jalan Sudirman Bogor. Pertama kalinya aku menginjakan kaki di Kota Bogor dan emang banyak jajanan yang terbentang di sepanjang jalan.
"Mau yang mana? N
"Enak sih haha tapi budget ku lagi tipis hahaha"
"Ya elah pengin banget ditraktir? N
"Serius deh"
"Ya udah pilih" N
"Enggak, maksudnya serius dompetku lagi sekarat hahaha"
"Ya udah kita ke tempat jajanan punyaku dulu"

Tak jauh dari situ kami akhirnya sampai di Toko Jajanan Tradisional, makanannya persis dengan yang aku temui di kota asalku (Kebumen). Makanan tradisionalnya pun beragam, bahannya pun asli (bukan karbitan - misalnya dari gula yang digunakan adalah Gula Jawa). N lalu bercerita awalnya dia bisa nemuin pasar jajanan tradisional ini ketika "Bibi-nya" (Namanya Bi Inah) membawakan beberapa jajanan tradisional ke rumah. Maklmum dirumah orang kaya mungkin ga akan pernah ada sejarahnya makan-makanan ginian haha. Ditengah kota masih ada jajanan beginian langsung dari jawa pula haha, keren bet pikirku. N juga cerita bahwa yang bekerja di warung jajanan Tradisional ini sebenarnya masih sanak saudara dari Bibi Inah jadi ya lebih enak kalau beli beli karena udah kenal.

"Padahal pas waktu itu makanan lupis dan candilnya udah mau dibuang sama bibi tapi akhirnya aku makan juga sih hehe, abis kelaperan" N
"Aku ga tau kamu suka makan makanan yang begituan"
"Jangan sebut itu makanan sisa! N
"Iya iya haha, heran aja sih"
"Mau? N
"Ah engga deh, next time aja haha"
"Mamaku suka yang manis terus ada gula jawanya kamu suka yang mana? N

Dan cerita berlanjut sampai kami hampir mencicipi semua menu makanan tradisional yang ada di sana. 3 bungkus jajanan Tradisional dengan beraneka rasa sudah tersedia di dalam Mobil dan kami beranjak ke jajanan tradisional Jawa tengah (kue kering - kalau tadi kan kue basah). Ga jauh juga sih cuman beberapa ratus meter dari situ, udah keliatan tuh warungnya (sorry ga bisa disebut demi keamanan perusahaan)

"Jajanan dari Kebumen apa aja sih? N
"Lanting, ada Nopia ama lumpia juga sih tapi lanting yang paling terkenal di kota-ku"
"Oke, bungkus gan" N
"Serius mau beli segambreng gini? emang abis?"
Dia yang ditanya ga jawab malah senyum senyum sendiri.

Dan 3 Kresek besar terbentak di Mobil (alhasil mobil penuh), aku heran sama N, nafsu shoppingnya gile bener. Belum sempat kehilangan keherananku, N lalu mulai bercerita tentang dua warung yang tadi baru saja kami kunjungi.

"Yang warung kue basah tadi itu warung sodaranya Bibi, warungnya emang ga besar, harganya juga murah, paling dari 1 biji klepon itu untungnya cuman 500 an, ga banyak lah 500 itu" N
"Ya, kalau di kotaku paling juga sama untungnya 250an"
"Maksudku 500 di kota Bogor itu pasti beda dong sama 250 di Kebumen?" N
"(Ya dia benar, nominal dan intrinsiknya beda sih menurutku)"
"Lagian Mang Ujang juga sama kayak Bibi kerja buat keluarganya di desa, Bibi juga kerja siang malam buat keluarga dan sanak saudaranya di desa" N
"Iya kamu udah pernah cerita soal itu kok"
"Sekarang di pikir, kalau sehari untung bersih diluar produksi Rp. 100.000 aja, berarti harus jual 200 biji dulu dong (asumsinya untung bersih Rp. 500), kalau Rp. 100.000 dikali 1 bulan dengan asumsi tiap hari dapetnya sama itu aja baru dapet 3 juta kan? Itu aja kalau tiap hari dapetnya sama, padahal ga tiap hari gitu kan? Terus coba dipikir juga 3 juta itu kan ga terus dihabisin semua, ada yang buat kehidupan sehari-hari, ada yang buat ditabung, bayar rumah, pajak, dan bahkan mungkin sama kayak Bi Inah, ada yang harus dikirim kerumah, dikirim ke sanak saudaranya di kampung. Kalau yang di transfer 500rb aja berarti sisanya cuman 2,5 juta kan? Uang segitu buat hidup sederhana di kota kayak gini aja pasti susah Lam, apalagi kebutuhan naik terus, belum bayar uang sekolah juga" N

Aku cuma ngangguk-angguk pelan aja, aku ga tau kamu mikir sampe sejauh itu
Di pertigaan jalan kami berhenti, mungkin dia lelah tapi agaknya dia ingin melanjutkan cerita


"Kadang, orang kayak gitulah yang harusnya kita tolong, tapi orang kayak gitu juga ga mau hidup dari belas-kasihan, karena kamu juga anak daerah pasti kamu juga tau kan orang daerah, mereka punya semangat juang dan harga diri yang tinggi. Aku rasa hidupku udah lebih dari cukup dan emang beli segini banyak juga ga bakal aku habisin sendiri pasti aku bagi sama papa-mama, satu bungkus kue basah dibelakang nanti buat Bi Inah ama Mang Daman, pasti mereka seneng deh, ya kan?" N
"Iya, aku yakin pasti mereka seneng dibawain oleh oleh, apalagi oleh olehnya makanan daerah, pasti seneng banget. Soalnya kan makanan daerah udah langka di Jakarta.
"Iya, satu bungkus kue kering dibelakang buat persediaan di rumah, satu bungkusnya lagi buat dikirim ke rumah Bi Inah dan Mang Daman" N
"Oh gitu" aku hanya tersenyum kecil
"Ga banyak sih, tapi aku harap bisa membantu" N
"Aku rasa bukan masalah banyak atau enggaknya N, asal kamu tulus, aku yakin mereka pasti seneng deh"
"Kamu tau ga? kalau misalnya makanan-makanan tradisional itu kan ga tahan lama, paling lama 1 hari, ya dua hari di kulkas lah sisanya pasti ga bisa kejual lagi besok. Makanya kadang kalau ada sisa pasti dibagi ke tetangga sekitarnya Lam, itu kata Bi Inah. N

Aku mengerti arti "Jangan sebut ini Makanan Sisa", terkadang kita yang beruntung juga kurang peka terhadap lingkungan, kita mungkin makan berkecukupan tapi bagaimana dengan yang lain? Hanya orang orang yang sama kurang beruntunglah yang "mengerti arti berbagi". Berbagi bukan berarti kamu kaya walau dalam kasus N emang karena dia Alhamdulillah berkecukupan, tapi lebih kepada rasa.

"Tentang bagaimana rasanya ketika kita ga punya apa-apa untuk dimakan, ketika kita ga punya apa-apa untuk keberlangsungan hidup kita, disitulah kita diajarkan arti berbagi. Karena hanya orang yang tau rasanya ga punya apa-apa lah yang mau berbagi dengan yang lain. Walau hanya sebutir kurma sekalipun seperti Nabi Muhammad SAW"

Mungkin bagi kalian yang beruntung, kalian bisa saja menyebut ini "makanan sisa" atau makanan yang tidak habis dimakan, atau makanan yang terbuang. Tapi bagi mereka yang membutuhkan? Makanan seperti ini sangat penting, daripada dibuang sayang, mending diberikan kepada mereka yang kurang.

Jangan pernah sebut makanan sisa! Karena bisa jadi makanan inilah yang menolong orang lain? Karena bisa jadi hanya dengan sepotong kue inilah bibit kebaikan bisa tumbuh, siapa yang tau?

Jangan pernah sebut makanan sisa! Karena bisa jadi makanan ini berguna, kalau tidak sekarang ya besok lusa.

Jangan pernah sebut makanan sisa! Karena bisa jadi kamu tidak akan memakannya esok hari

"Jangan pernah sebut makanan sisa! Karena hakikat makanan adalah untuk dimakan dan diantara rezeki itu ada bagian dari mereka, jadi jangan pernah sebut ini makanan sisa!" N

Thanks N, for the Lesson :)















Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 AlL-A.M - Shingeki No Kyojin - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -