I beats Me (The One who can beat you is yourself), sesuai dengan judulnya menurutku "bagi yang paham" akan memberikan sebuah pengartian yang mendalam. Bahwa bukan hanya kesadaran diri aja yang berpadu didalamnya, ga berhenti di Self Awareness tapi melaju ke tingkatan maqam ilmu yang lebih tinggi. Tingkatan yang ga semua orang bisa mencapainya (engga tanpa perjuangan). Dalam Javanese Wisdom atau kebijaksanaan (orang) jawa diidentikan dengan "Mulat Salira" yang artinya hanya kamu dan Allah lah yang tau dirimu sendiri. Selain karena setiap orang tercipta spesial (ga sama atau bahkan unik), setiap orang juga punya jalan cerita yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu walau bagaimanapun kamu berusaha membaur dengan lingkungan pasti kamu ga bisa sepenuhnya membaur setiap saat, kamu punya "kamu". Kamu di kalimat terakhir yang aku maksud adalah "kebutuhan diri sendiri yang harus kamu penuhi". You have your world! dimana kalau kamu sadar dan memutuskan untuk membangunnya dengan tanganmu sendiri kamu baru bisa merasakan dan melihat duniamu sendiri, your own kingdom! Dimana kamu bukan hanya bisa mengendalikan secara penuh diri kamu sendiri (sampai pada titik tertentu) kamu juga bisa berubah dan bertransformasi menjadi sesuatu yang lebih baik dan bahkan berbeda dari lingkungan.
I beats Me mengisyaratkan bahwa hanya kamu lah yang bisa mengalahkan dirimu sendiri. Seperti Firman dan Janji Allah bahwa Allah menciptakan semua hal berpasangan termasuk diri kita. Yang dimaksud berpasangan disini bukan hanya masalah pasangan yang diidentikan dengan jenis kelamin ya (pasangan hidup) tapi raga dan jiwa, baik dan benar, haq dan bathil, and so on. Itu ada di dalam diri kita, baik kalian percaya atau engga, sadar atau engga, itu ada. Aku ga percaya yang namanya motivator, mereka bicara seolah olah mereka berjasa atas hidup orang lain yang telah mereka ubah, itu ga sepenuhnya benar. Seperti yang telah aku paparkan diatas bahwa emang motivator tentunya punya tingkat "Self-Awareness" yang lebih tinggi daripada orang-orang biasa (ya kalo sama namanya bukan motivator lah -_-) tapi yang bisa mengubah diri sendiri hanyalah diri sendiri. Walau dalam kondisi yang tidak sepenuhnya sadar (efek moderasi motivator) tapi diri sendiri sebenarnya juga punya kesadaran (hati-nurani) dimana ia terkadang lepas dari logika. Misalnya nih kamu tau bahwa logikanya kalau kamu buat SIM nembak itu lebih efisien daripada test yang ujung unjungnya gagal terus, tapi mau gimanapun pasti ada negasi dari hati kamu sendiri. Makanya istilah "Baik" dan "Benar" terpisah menjadi dua kata yang berbeda makna walaupun dalam sebuah proses duanya selalu dikaitkan satu sama lain. Baik itu "cara" dan benar itu "tujuan".
Hanya orang orang yang punya kesadaran cukuplah yang bisa mengkonstruksikan sebuah persona diri, dimana ia seolah olah melihat dirinya sendiri seperti di cermin, semua kekurangan kelebihan (termasuk kelebihan berat badan wkwkwkw, canda) terefleksikan secara jelas. Dari pemahaman diri yang baik mereka bisa berpacu dengan diri mereka sendiri untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Jadi jangan heran kalo kamu liat ada bocah laki-laki yang tadinya polos bocahan sekarang berubah menjadi pria dewasa terlepas umurnya baru 20 tahun. Aku juga punya beberapa pengalaman dimana perempuan menolak mentah mentah laki-laki yang seumurannya haha (pengen aku tulis juga sih nanti di post lain) hanya karena alasan bahwa "laki-laki seumuran biasanya ga dewasa dibandingkan laki-laki yang lebih tua dari perempuan", misalnya nih si A laki-laki 20 tahun si B perempuan 20 tahun nah logika perempuan yang sederhana adalah mereka melakukan barier alienasi laki-laki sebayanya. But girls, ga semua laki-laki kayak gitu, ada emang generasi laki-laki langka yang berbeda, "despite of his foolish appearance, he actually bear an amazing wisdom", yaaaah sayang ga semua perempuan liat hal yang begituan haha. oke balik ke awal, Hal inilah yang membedakan istilah Pria dan laki-laki, some say "being a boy is matter of birth, but being a man is matter of choice", yap ga semua laki-laki akan bertransformasi menjadi Pria girls! mau ga mau, sadar ga sadar, itu fakta (aku ga mojokin posisi perempuan yang sekarang lagi punya gandengan yaaa).
Hanya kamu yang bisa mengubah dirimu, itu sih inti post ini, melawan lingkungan itu sulit emang, tapi kalau hanya ikut arus aku rasa itu sama aja kamu antara hidup-ga hidup, "Ikan Mati aja bisa ngikutin arus, terus yang mbedain kamu mati ama hidup apa? sama sama ngikutin arus kok haha"
And so I run with myself, seperti biasanya, mungkin orang bisa berkata aku sendirian, yah emang aku sendirian "Physically" tapi didepanku akan selalu ada aku yang baru, aku yang lebih baik di masa depan, aku yang lebih bijaksana, karena prinsip mencintai yang paling sederhana yang terkadang orang luput dan bahkan mungkin ga tau adalah
"LOVE YOURSELF"
ya sebelum kamu mencintai orang lain kamu harus belajar mencintai diri kamu sendiri, bilang cewe kamu harus diet kamu sendiri mblendong kek gentong, tar yang ada cewe kamu bilang "kamu ga pernah liat ke cermin yaa? Pfffftttttt. Skak mat banget kan? Girls gombalan gombalan sampah yang sering kamu telan itu beracun loh, haha ups. Laki-laki emang suka gombal, tapi Pria berbeda mereka bukan pengobral. Mereka realistis dan idealis-dinamis mereka ga akan memaksakan sesuatu apalagi yang ga bisa mereka lakukan, kalaupun mereka menginginkamu untuk berubah itu semata mata bukan cuman buat pasangan atau keluarga tapi buat kamu sendiri, misalnya kalau kamu langsing kan kamu juga yang senyum senyum di depan kaca tiap hari kan girls? ahahahaha
I run alone, dibarisan garda terdepan, targetku 20 menit, and I beat myself! No one proud but the others me, he said "hell yeah! Aku ya hanya aku "Just me!", hanya aku yang bisa mengubah diriku sebelum Tuhan menggukan cara pahit, aku mengubah diriku sendiri. Diantara peluh, air mata, dan hujan aku berlari, tiada rasa yang tersisa, hanya puas dan bangga.
Depok 23 Maret 2014
"Run for your life, Run for yourself"