Posted by : Rendezvous
Sabtu, 06 Desember 2014
Kapan ya gw mulai lari? Kalo di lihat secara waktu sih, it was a long time ago. Mungkin sejak gw kelas 2 SD gw udah mulai berlari, walau pas waktu itu sama sekali ga kepikiran untuk jadi yang nomer satu atau semacamnya. Pertama kali gw berlari serius adalah ketika saat itu gw lari dikejar anjing tetangga sebelah yang gedenya naudzubilah. Gw yang emang awalnya jadi seorang pelari paling belakang, sekarang harus dipaksa berlari bersama anjing ras buldog yang ngejer dibelakang.
I am affraid, I'm So affraid. I am affraid to get caught
beberapa menit pertama gw merasa ingin berhenti, napas udah ditenggorokan dan kaki gw udah terlampau lemas buat ngelanjutin, but then I look back and see that it doesnt seems to wait. Gw sadar bahwa ini bukan saatnya berhenti, kalo gw berhenti sekarang mungkin semuanya bakal beda . . . then I start to run again, once again. Setelah satu putar kompleks selesai, anjing buldog itu kayaknya udah ga tertarik lagi dan gw selamet.
Somehow I feel happy and relieved, ya lo pikir aja kan, lo dikejer anjing ras buldog dan ga ada orang yang ngebantuin, lo juga masih bocah jadi lo ga bisa ngelawan balik itu anjing.
Kadang menurut gw lari bukanlah selalu jadi perlambang tindakan pengecut, lari adalah sebuah pilihan yang bisa lo pilih, perlu dicatat juga bahwa ga semua orang bisa berlari dengan keberanian, banyak dari mereka yang berlari dalam hal dan masalah yang sebenarnya bisa mereka selesaikan. Itulah yang pelajaran yang gw dapet sewaktu SMA
Why? How could I say so about that?
Dulu SMA gw termasuk salah satu orang yang bisa disebut All-Star karena gw hampir menguasai berbagai macam olahraga. Basket, Tenis Lapangan, Tenis Meja, Voli, Badminton, Futsal, Takraw, Sepak Bola termasuk tracking. Sejak masuk SMA, gw perlahan meninggalkan tracking karena gw tergeser dan lebih bercondong ke berbagai jenis olahraga yang ditawarkan oleh OSIS SMA. berbeda dengan yang lain gw sama sekali ga menonjolkan bakat yang gw punya dan lebih suka main biasa aja (maksudnya ga ikut turnamen atau kejuaraan apapun). But most of all, I prefer to play Basket and Football. Banyak temen gw yang dapetin banyak hal dari Sport, termasuk popularitas, materi, dan "cewek". Banyak orang yang sebenernya tau bakat gw dibidang Sport makanya gw sering dipanggil sebagai salah satu AllStar di SMA gw, but that's not the point. Awalnya gw juga berpikiran, what you've been search? Money? Popularity? Girls? That's all the thing boys ever want. Tapi menurut gw sport harusnya menyenangkan, bukan baku hantam dilapangan, berbaur dengan kecurangan dan bahkan retaknya persahabatan. Awalnya gw berpikir bahwa bermain dan berolahraga bersama temen gw SMA, it's all I want. But then . . . di suatu permainan basket sore itu, gw ditusuk temen gw sendiri. Dia adalah temen deket gw.
Awalnya gw ga tau kenapa, tapi kelamaan gw tau bahwa cewek dan dia taksir ternyata suka sama gw (Friend Complex - I Love your friend not you). Lutut Kaki gw cedera dan gw hampir ga bisa bermain basket lagi. Setiap kali temen lain tanya gimana kondisi gw, gw selalu bilang baik, tapi dokter ga bilang demikian. Dokter bilang gw harus take a rest. gw ga boleh main basket karena ada sedikit keretakan dan kerenggangan disekitar lutut. I am Sad, so sad. lebih sedih lagi adalah temen gw yang ternyata tega hanya karena cewek.
Beberapa Bulan setelah itu gw ga pernah main basket lagi, semua skill gw, semua harapan gw, dan semua kesenangan gw tentang basket gw kubur dalam. Kata dokter semua nya udah baik dan gw bisa main lagi walau ga boleh lebih dari 30 menit. But it's mean nothing, the fun is all gone. Beberapa saat .setelah itu Bokap ternyata sakit, dia didiagnosa menderita penyakit (yang ga bisa gw sebutin). He is in the Sick Bed while I just could do nothing. Di saat itu gw bernadzar jika Bokap gw diberi umur panjang, setiap 10 tahun sekali, 3 orang yang berulang tahun di hari yang sama dengan Bokap akan gw beri sesuatu (sebenernya gw juga bingung mau ngasih apaan entah itu kado atau apapun selama rasional) dan gw bakal berubah menjadi seseorang yang lebih baik buat bokap.
Soon after that, gw belajar buat ngajak bokap untuk lari pagi, menyemangati dia untuk kembali ke sedia kala. After that time, for once again I start running. Kita berdua sama sama sakit dan kita berlari bersama, seolah ga semua baik baik saja. Awalnya dalam benak gw lari adalah sebuah bentuk pelarian gw dari masalah, dari keberanian karena gw takut Basket dan Sepak Bola.
Tapi perlahan gw belajar bahwa Berlari butuh keberanian, walau mungkin awalnya lo lari dari sesuatu karena lo ga cukup kuat buat menghadapi itu. Tapi Bokap gw tetap berlari kala itu, walau dia sakit dan walau dia tau bahwa dia mungkin ga sekuat dan ga secepat dulu, but he is still running, even if he know that he doesnt last long when running. He brave enough to face it and accept it. He run bravery , each day, each morning, he wake me up and get his shoes on. Papa ngajarin gw buat berlari dengan tujuan, bukan karena bentuk pelarian.
Sejak saat itulah gw mulai berlari, setiap kali gw sedih, gw selalu belari, membayangkan selangkah lebih cepat dari biasanya, selangkah lebih panjang dari biasanya, seolah gw melaju kedepan, dengan satu tujuan, finish, dan belajar untuk berproses, gw rasa saat itulah gw benar benar belajar untuk berlari. bukan untuk menghindari dari masalah dan rasa takut tapi untuk percaya bahwa suatu saat pasti gw sampai garis finish. Run, Now . . . For Your Lfe.
Run For Your Life bukanlah sebuah tindakan pengecut tapi terkadang kita harus menerima bahwa ada suatu keadaan yang belum bisa terselesaikan saat itu juga. Terkadang lo harus lari untuk memastikan lo tetap hidup and so one day you may face it for once again.
Run for your life my love, so that someday you can comeback and take what's belong to you
Run For Your Life bukanlah sebuah tindakan pengecut tapi terkadang kita harus menerima bahwa ada suatu keadaan yang belum bisa terselesaikan saat itu juga. Terkadang lo harus lari untuk memastikan lo tetap hidup and so one day you may face it for once again.
Run for your life my love, so that someday you can comeback and take what's belong to you