Posted by : Rendezvous
Jumat, 28 Februari 2014
Who are you?
No . . .
What are you?
Sebuah old poem yang mungkin ga terkenal dan ga banyak orang yang tau dan ga ngerti apa maksudnya dengan mengubah kata "Who" menjadi "What". Seolah-olah kita adalah makhluk asing yang nongol entah dari antah berantah mana yang ga ada ujan ga ada apa, ga ada bau, ga ada rasa, tiba-tiba, sekonyong-konyong, andang-andang (bahasa jawanya tiba-tiba), datang dan jreng jreeeng jreeeeng! seketika orang yang kita "tongoli" itu, ehm . . . maksud gw orang yang sebenarnya belum pernah kita kenal sebelumnya itu merasa aneh ketika berjumpa dengan kita. Dimana-mana yang namanya First Impression kan yang baik baik, keren, jaim, cool dan apapun lah, nah ini malah kebalikannya. Udah tampilan muke kaga banget, pakean blentang-blentong kaga jelas, perut mblendug keluar (bang itu perut apa gentong-no sarkass ya hahaha), rambut acak adul kayak petarangan ayam, mata merah, iler nyembur kemana-mana, ekspresi pucet, mupeng lagi (''-___-). Spontan aja pasti orang bilang "Who are you? No . . . What are you?" - "Siapa kamu? engga, kamu ini apa? Hewan? Zombie? atau PSIKO? Oh nooo! kamu pasti penjahat kemalin!!!! Nooooo . . . Sh*******t! (eh sorry ini bukan pengalaman gw ya!)
Garing? Garing! Banget? Banget! Oke yang penting gw udah usaha, tapi garing. yah fine. Kay lay back to square one, inti dari old poem itu bukan seperti yang tergamblangkan diatas ya, ketiga baris pertanyaan itu lebih mengarah pada sebuah "Definisi Diri". "Kak definisi diri itu apa kak? Kok aku cari dikamus kaga ada?"-"Ya kaga ada laaaah (Beg***o**). Karena setiap manusia punya definisinya sendiri, tentang siapa dia, apa dia, tujuan hidupnya, biasanya pria merangkumnya dalam kata "prinsip" dan pedoman hidup. Islam dan perempuan menyebutnya akidah, orang jawa menyebutnya bibit-bebet-bobot. ketiga hal itu hampir sama, sama-sama berusaha mendefinisikan diri pribadi manusia dari perspektif masing-masing jika prinsip dan akidah lebih mengarah pada cara-cara kita hidup secara pribadi dan bermasyarakat, maka orang jawa seolah melihat dari perspektif yang lain yakni sebuah kriteria pribadi manusia. Above all, belum ada yang bisa memberikan sebuah penjelasan yang komprehensif mengenai "Definisi Diri" ini. As you may know lah, dalam ilmu sosial yang isinya para otak filsof sekalipun, mereka punya definisi yang berbeda dalam memandang sebuah peristiwa, it is depends on what perspective the see something, right?
So, what's the point? Kalau setiap orang bisa mendefinisikan dirinya masing-masing terus kenapa? ga asik lagi dong. That's not the point, Definisi diri itu penting, karena definisi diri sebenarnya adalah identitas kita. Lalu? Definisi diri sebenarnya dapat dipahami dari berbagai macam perspektif, ada yang melihat dari segi pekerjaan, kemampuan, kekayaan, dan berbagai macam variabel yang biasanya menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi seseorang. Beberapa ahli psikolog bahkan sampai menyebutkan bahwa definisi diri sebenarnya dapat dipahami dari dua hal yakni "pemahaman diri sendiri atas variabel yang melekat dalam dirinya" dan sebagai sebuah bentuk interaksi dengan orang lain atau dengan sesuatu (misal uang hahaha). Secara garis besar semua itu terangkum dalam sebuah kata sederhana yang bernama "Self-Awareness", dimana orang yang memiliki kemampuan ini mampu mengerti dan memahami makna diri dan kehadirannya serta perannya baik secara individu maupun kelompok. Ibarat sebuah cermin tanpa bayangan, kita bisa melihat diri kita sendiri perlahan, terefleksikan semua hal seperti halnya kita berkaca dalam air, tapi bedanya kesadaran diri ini kita berkaca dalam hati. Siapa, apa, bagaimana, mengapa, semua itu adalah pertanyaan sederhana yang mampu membantu kita membangun definisi diri kita sendiri. Sebuah pernyataan singkat dan sederhana dari para pendahulu kita (termasuk Soekarno) bahwa mereka berusaha membuat dan mendefinisikan diri mereka sendiri sesuai dengan apa yang mereka kehendaki, misalnya Soekarno ketika mandi pagi selalu berkata pada cermin seolah dia melihat sosok dirinya sendiri "Selamat pagi pak presiden, air panas sudah siap, silahkan berendam dalam bak mandi, handuk dan peralatan mandi telah dipersiapkan di samping bak mandi, jangan terlalu lama berendam nanti pak presiden sakit"
Definisi diri juga terkait dengan sebuah sugesti diri sendiri dimana ia seolah-olah melihat dirinya sebagai suatu kesatuan yang lain dan diri nya (yang maya) berusaha memberikan berbagai macam sugesti pada diri nya (yang nyata). Definisi diri sederhananya membantu kita memahami diri kita sendiri dan memotivasi diri, kita juga seolah bisa ngobrol dengan diri kita sendiri. yah asal ga ditempat umum aja, nanti nongol lagi deh hesteg "Who are you? No . . . What are you?! Definisi diri juga membantu kita memperbaiki diri kita sendiri, memahami kekurangan dan kelebihan, kemampuan, peluan (SWOT lah). ada juga sih dalam sebuah perspektif jawa namanya Mulat Salira, tapi itu nanti akan gw bahas di topik yang lain hahaha.
Keliatannya sederhana ya? sebuah definisi, apaan dah gitu doang. tapi kalau kamu bisa memahami maknanya, sungguh dalam. tau teori "Labeling?" sebuah teori yang berusaha mendekonstruksi definisi "diri" sesuai dengan definisi orang lain? misal "Oi Jomski kapan punya cewe? seneng aja sendirian, mau ampe kapan?" seringkali kita menggunakan beberapa panggilan dan bahkan label dalam memanggil seseorang, tapi pernahkah kita sadar bahwa itu seolah-olah juga mendekonstruksi definisi diri mereka? itu padahal temen lo sendiri ("-__-). gimana kalau temen lo yang jomski itu, karena lo teriakin tiap hari, terus dia jadi jomblo panti ampe tua! merasa bersalah dah pasti haha (ketawa miris).
Intinya sih sederhana, "before you define someone, you must define yourself". ya sebuah definisi yang baik bagi diri sendiri tentu akan berdampak baik bagi orang lain. misalnya Soekarno yang mendefinisikan dirinya terhormat tentu saja ga bakal neriakin Natsir "Oi Nj*nk bacot mulu dah lu, kenapa kita harus debat tiap hari coba? udah deh, kenapa kita ga damai aja". He can do that, but he don't do that! Why? because it is simply not who he is! yah sederhana kan? masa ia ada seorang presiden yang neriakin orang pake subtitle bahasa kurdu yang ga jelas ("-__-).
Define yourself, Value yourself!
(Depends on how you can define yourself, at the same time, you learn to value yourself)
----Arflaams----
By : Arflaams