Posted by : Rendezvous
Selasa, 26 Mei 2015
SUKA DUKA JOMBLO MELEPAS PREDIKAT MAHASISWA
Link: http://jombloo.co/suka-duka-jomblo-melepas-predikat-mahasiswa/
Bulan ini, timeline media sosial saya diramaikan dengan foto-foto dan kehebohan menjelang perayaan wisuda. Beberapa bulan sebelumnya, sudah terpampang pula foto-foto cantik-ganteng memakai setelan putih hitam sangat rapi. Sebelum uji nyali sidang skripsi, mereka mengabadikan dengan selfie senyum canggung. Iya, rasanya ada yang di-empet gitu; sebuah ketakutan dan kekhawatiran yang dibungkus ekspresi gugup.
Saya jadi ingat peristiwa serupa sekitar setahun lalu. Datang pagi-pagi dengan membawa degup jantung tak seperti biasanya. Terlebih lagi, di kursi depan ruang sidang sudah duduk manis dua pasangan dengan wajah yang nyaris sama piasnya. Bedanya, mereka bersama pasangan masing-masing. Yang satu panggil “abi-umi” karena memang sudah menikah, dan satunya lagi panggil “yang-yangan” karena memang dalam posisi sepasang kekasih. Sedangkan saya, sendirian saja. Iya, saya saat itu dan sampai sekarang masih istikomah jomblo. Miris rasanya mengingat masa itu. Sungguh.
Ya, lupakanlah masa kelam tersebut. Mari kembali pada masalah krusial yang sedang saya bahas, tentang melepas masa lajang mahasiswa.
Tentunya, ekspresi gembira ditunjukkan oleh mereka yang mempersiapkan wisuda, sekalipun tanpa kekasih berada di sisi. Dalam senyum mereka, terpampang jelas sangat bahagia. Kuliah tujuh empat tahun akhirnya selesai! Huray!
Namun sesungguhnya, sangat banyak suka duka melepas predikat mahasiswa. Berikut ini akan saya uraikan satu per satu.
Suka
> Akhirnya setelah sekian lama kuliah menghabiskan banyak biaya, bisa lulus! Siap memasuki dunia lain baru.
> Setelah sekian tahun menggunakan nama sesuai Akta Kelahiran, akhirnya ada embel-embel gelar di belakang.
> Membanggakan dan meringankan beban orangtua. Mereka yang beberapa tahun lalu kita kecup tangannya masih halus, hingga hari kelulusan sudah ada beberapa kerutan. (Perhatian: banyaknya jumlah kerutan berbanding lurus dengan lamanya masa tempuh kuliah).
> Melepas masa lalu (mantan), menatap masa depan (entah siapa).
> Lepas tanggung jawab utang di kantin dan warung makan sekitaran kos.
Duka
> Melepas gelar mahasiswa yang sangat aduhai. Seperti yang diketahui bersama, apa pun yang diawali kata “maha” adalah sesuatu yang istimewa, seperti maha pengasih, maha penyayang, dan lain-lain. Tak terkecuali gelar mahasiswa itu.
> Bayang-bayang yang semakin mendekat, merapat, mendekap; predikat PENGANGGURAN jomblo pula!
> Harus rela LDR-an sama gebetan. Jika tantangan awal hanya sebatas lintas kelas, lintas fakultas, ataupun lintas universitas, kini harus lebih dan kudu kuat menghadapi lintas pulau (atau malah lintas negara dan lintas benua). Catatan: asal tidak lintas dunia, setidaknya masih bisa diatasi dan dipertahankan. Iya, bisa saja gebetanmu ada di masa lalu. Oh, itu sih disebut MANTAN gebetan, ya?
> Pisah sama sahabat-sahabat, komunitas, maupun organisasi (terutama Persma).
> Cinta yang kandas karena belum diungkapkan, belum mendapat jawaban, atau cinta yang dipertahankan tapi mendapat penolakan. Yang intinya tetep jomblo aja gitu.
Nah, itulah sekelumit suka duka jomblo melepas predikat mahasiswa menurut analisis saya. Saya sengaja membuat masing-masing 5 poin agar seimbang. Iya, kita juga harus menyadari bersama bahwa suka akan diganti duka, dan duka akan diganti suka. Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang abadi. Begitu pula dengan predikat mahasiswa. Begitu pula dengan status jomblo.
Akan tiba saatnya kakak-kakak yang belum lulus itu akan mencium apek wangi toga, dan melihat senyum bangga orangtua. Juga akan tiba masanya jomblo untuk menikmati yang-yangan, meskipun entah kapan.